PENGARUH REDUKSI
OLAH TANAH DAN PEMULSAAN
TERHADAP
KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN
PADA PERTANAMAN TEBU BERUMUR 11 BULAN
M. T.
Sibagariang1, IG. Swibawa2, dan Solikhin2
1)Mahasiswa dan 2)Dosen Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl.Prof. Soemantri
Bradjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145
ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh reduksi olah
tanah dan pemulsaan terhadap kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada
pertanaman tebu. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman tebu milik PT.
Gunung Madu Plantations dari bulan Juli-Maret 2012. Satuan percobaan berupa
petak 25 meter x 40 meter dirancang menggunakan rancangan petak terbagi (split
plot design) dengan sistem olah tanah sebagai petak utama dan pemulsaan
sebagai anak petak, dengan lima ulangan (kelompok). Sistem olah tanah terdiri
dari dua taraf, yaitu tanpa atau reduksi olah tanah dan olah tanah intensif.
Pemulsaan terdiri dari 2 taraf, yaitu pemberian mulsa bagas 80 ton/ha dan tanpa
mulsa. Sampel tanah diambil ketika tebu berumur 11 bulan, nematoda diekstraksi
menggunakan metode penyaringan dan sentrifugasi menggunakan larutan gula, dan
nematoda diidentifikasi sampai pada tingkat genus berdasarkan ciri
morfologinya. Hasil penelitian mnunjukkan bahwa paling sedikit 16 genus
nematoda parasit tumbuhan yang meliputi Helicotylenchus, Hemicriconemoides,
Hoplolaimus, Pratylenchus, Xiphinema, Meloidogyne, Paralongidorus, Longidorus,
Trichodorus, Tylenchorhynchus, Tylenchus, Ditylenchus, Tylenchida MG-1,
Tylenchulus, Paratylenchus, dan Tetylenchus ditemukan dari lahan tebu PT GMP. Perlakuan tanpa olah tanah meningkatkan
kelimpahan seluruh nematoda, yaitu nematoda parasit tumbuhan dan nematoda hidup
bebas dan kelimpahan beberapa nematoda parasit tumbuhan, yaitu Hemicriconemoides,
Hoplolaimus, Xiphinema, Longidorus, Tetylenchus, Paralongidorus, dan Meloidogyne.
Aplikasi mulsa bagas dapat menurunkan
kelimpahan Meloidogyne dan Paralongidorus pada petak tanpa olah
tanah, tetapi tidak pada lahan olah
tanah intensif.
Kata kunci: reduksi olah tanah, pemulsaan, nematoda parasit tumbuhan
PENDAHULUAN
Tebu
(Saccharum officinarum) merupakan
tanaman perkebunan penting sebagai penghasil
gula.Tanaman tebu mengandung gula dengan
kadar mencapai 20%. Dari tanaman ini dapat diproduksi kristal-kristal
gula pasir atau gula merah (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2000), sebagai bahan
pangan dan bahan industri.
Penerapan budidaya tanaman intensif untuk mencapai produksi tinggi diketahui membawa
dampak negatif terhadap kondisi fisik dan biologi tanah. Kenyataan ini
mendorong para peneliti untuk mengkaji teknologi budidaya tanaman yang dapat
menjaga produktivitas tetap tinggi tetapi membawa dampak negatif sekecil
mungkin. Penerapan reduksi olah tanah diketahui memberikan dampak positif. Salah satu teknologi yang dipelajari di
Indonesia adalah teknologi tanpa olah tanah (TOT).
TOT memiliki keunggulan dalam mempertahankan
kesuburan tanah. Pembalikan dan penggemburan tanah secara alami akan terjadi
pada sistem ini karena aktivitas penetrasi akar, mikroorganisme, dan cacing tanah. Pemulsaan pada sistem tanpa
olah tanah merupakan sumber C-organik tanah dan menjadi sumber hara bagi
tanaman. Selain itu, pemulsaan berperan menjaga stabilitas suhu dan kadar air tanah sehingga cocok bagi biota
tanah, termasuk nematoda (Utomo, 2000).
Belum diketahui apakah sistem TOT dan pemulsaan pada pertanaman tebu
mempengaruhi kelimpahan nematoda parasit tumbuhan. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh tanpa atau
reduksi olah tanah dan pemulsaan
terhadap kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman tebu
di PT Gunung Madu Plantations.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
jangka panjang “Soil Rehabilitation”
yang dilaksanakan atas kerjasama GMP-UNILA-YNU di PT
Gunung Madu Plantations Lampung Tengah.
Nematoda diekstraksi dan diidentifikasi di Laboratorium Hama dan Penyakit
Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan dari bulan
Juli 2011- Maret 2012.
Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam Rancangan
Percobaan Petak Terbagi (Split Plot Experimental
Design) dengan lima blok sebagai ulangan.
Petak utama adalah sistem olah tanah dan anak
petak adalah pemulsaan. Sistem olah tanah
terdiri dari dua perlakuan, yaitu sistem tanpa atau reduksi olah tanah (T0) dan olah tanah
intensif (T1),
sedangkan pemulsaan terdiri dari dua perlakuan, yaitu
tanpa mulsa (M0) dan pemberian mulsa bagas (M1) (80 ton/ha). Pengelolaan
lahan dilakukan oleh pihak PT. GMP yang dimulai dengan membagi lahan menjadi 20 petak
percobaan sesuai dengan perlakuan dan ukuran tiap petaknya 25 m x 40 m.
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada bulan Juli 2011 saat tebu plant cane berumur 11 bulan. Dari setiap petak
percobaan,
sampel tanah diambil pada 12 titik sub sampel melingkar
dengan monolith sebagai pusatnya, 4 titik berjarak 3 m dari pusat dan 8 titik berjarak 3 m dari titik pertama (Susilo dan
Karyanto, 2005). Metode ekstraksi nematoda dari tanah yang digunakan adalah metode
penyaringan dan sentrifugasi dengan larutan gula
terhadap 300 cc sampel tanah (Gafur dan Swibawa, 2004). Nematoda difiksasi dengan larutan golden X sehingga nematoda berada pada
larutan formalin 3%. Populasi nematoda dihitung dengan cara mengambil suspensi sebanyak 3 ml dari 15 ml
dengan tiga
kali ulangan. Identifikasi nematoda berdasarkan ciri-ciri morfologi dilakukan terhadap 100 nematoda yang diambil secara acak. Identifikasi sampai tingkat genus nematoda
berpedoman pada buku Pictorial Key To
Genera of Plant Parasitic Nematodes (Mai dan Lyon, 1975) dan Fresh Water Nematodes (Goodey,1963). Kelimpahan seluruh nematoda dan genus
nematoda parasit tumbuhan dianalisis ragam pada taraf 5% atau 1%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Kelimpahan Seluruh Nematoda
Kelimpahan
seluruh nematoda yaitu nematoda parasit tumbuhan dan nematoda hidup bebas diukur
dari sampel 300 cc tanah. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan olah
tanah berpengaruh sangat nyata (P<0,01), sedangkan perlakuan pemulsaan serta interaksi olah
tanah dengan pemulsaan tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) terhadap kelimpahan seluruh nematoda. Rerata kelimpahan
nematoda pada petak dengan perlakuan OTI adalah 279,12 individu/300 cc tanah
sangat nyata lebih rendah dibandingkan dengan
kelimpahan nematoda pada petak dengan
perlakuan TOT, yaitu 731,13 individu/300 cc tanah (Tabel 1). Hasil pengamatan pada plot yang
sama yang dilakukan oleh Oktavia (2012) ketika tebu berumur 3 bulan menujukkan
bahwa kelimpahan nematoda pada petak OTI 559 individu per 300 cc tanah tidak berbeda dengan pada TOT sebanyak 592 individu per 300 cc
tanah. Data penelitian ini menunjukkan bahwa petak TOT meningkatkan kelimpahan
seluruh nematoda.
B.
Kelimpahan Nematoda Parasit Tumbuhan
Hasil
identifikasi menunjukkan bahwa ditemukan paling tidak 16 genus nematoda parasit
tumbuhan yang berasosiasi dengan pertanaman tebu di Gunung Madu Plantation
(GMP). Pada Tabel 2 disajikan genus-genus nematoda parasit yang ditemukan,
yaitu Hemicriconemoides, Hoplolaimus, Xiphinema, Longidorus, Tetylenchus, Meloidogyne, Paralongidorus,. Helicotylenchus,
Pratylenchus, Trichodorus, Tylenchorhynchus, Tylenchus, Ditylenchus,
Tylenchida MG-1, Tylenchulus, dan Paratylenchus.
Beberapa
nematoda parasit tumbuhan dipengaruhi oleh sistem olah tanah tetapi tidak
dipengaruhi oleh pemulsaan, yaitu Hemicriconemoides,
Hoplolaimus, Xiphinema, Longidorus dan
Tetylenchus. Pada Tabel 3 tampak bahwa kelimpahan genus-genus nematoda
parasit tumbuhan tersebut pada perlakuan
OTI lebih rendah dibandingkan dengan kelimpahan genus-genus tersebut pada petak
dengan perlakuan TOT. Oktavia (2012) melaporkan bahwa sebagian besar
genus-genus nematoda pada pertanaman tebu tidak dipengaruhi oleh olah tanah
kecuali Xiphinem. Kelimpahan nematoda
ini lebih tinggi pada perlakuan OTI tanpa pemulsaan. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan laporan Oktavia (2012).Pada penelitian ini kelimpahan Xiphinema lebih tinggi pada TOT,daripada
petak OTI. Tingginya kelimpahan nematoda parasit pada petak TOT diduga
berhubungan dengan kelimpahan gulma yang
lebih tinggi pada TOT dibandingkan OTI. Nugroho ( 2011) melaporkan bahwa kelimpahan gulma pada petak
dengan perlakuan TOT lebih tinggi daripada kelimpahan gulma pada petak dengan
perlakuan OTI. Keberadaan akar gulma yang melimpah pada petak TOT diperkirakan
menjadi sumber makanan bagi nematoda parasit tumbuhan. Hal ini yang
menyebabkan kelimpahan nematoda parasit
pada petak TOT lebih tinggi dibandingkan petak OTI. Menurut Freckman dan Ettema
(1993) pada lahan yang diolah minimum atau kurang terusik keragaman nematoda
tinggi.
SIMPULAN
Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Ditemukan
16 genus nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman tebu umur 11 bulan setelah
tanam yang meliputi Helicotylenchus,
Hemicriconemoides, Hoplolaimus, Pratylenchus, Xiphinema, Meloidogyne,
Paralongidorus, Longidorus, Trichodorus, Tylenchorhynchus, Tylenchus,
Ditylenchus, Tylenchida
MG-1, Tylenchulus, Paratylenchus, dan Tetylenchus.
2. Perlakuan
TOT meningkatkan kelimpahan seluruh nematoda, yaitu nematoda parasit tumbuhan
dan nematoda hidup bebas dan beberapa genus nematoda parasit tumbuhan, yaitu Hemicriconemoides, Hoplolaimus, Xiphinema,
Longidorus, Tetylenchus, Paralongidorus, dan Meloidogyne.
SANWACANA
Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada managemen PT. GMP dan para peneliti pada
penelitian “Soil Rehabilitation” atas
bantuannya yang diberikan kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Freckman, D. W
dan C. H. Ettema. 1993. Assessing
Nematode Communities in Agroecosystems of Varying Human Intervention. Agriculture
Ecosystem and Environment 45: 239-261.
Gafur, A dan IG.
Swibawa. 2004. Methods in Nematodes and
Soil Microbe Research for Belowground Bioversity Assessment in F. X.
Susilo, A. Gafur, M. Utomo, R. Evizal, S. Murwani, IG. Swibawa (eds.), Conservation and Sustainable Management of
Below. Ground Biodiversity in Indonesia, Universitas Lampung. P 117-123.
Goodey, J.B.
1963. Soil and Freshwater Nematodes. Methuen
and CO. LTD. London. 544 p.
Mai, W. F dan H.
H. Lyon. 1975. Pictorial Key to Genera of
Plant Parasitic Nematodes. Comstock Publishing Associates, Cornell University
Press. 220 p.
Nugroho, A.
2011. Serangan Penggerek Pucuk dan Batang
Tebu serta Parasitasi Trichogramma
chilonis pada Pertanaman Tebu dengan Reduksi Olah Tanah dan Pemulsaan -
Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 75 hlm.
Oktavia,S. H.
2012. Pengaruh Reduksi Olah Tanah dan Pemulsaan Terhadap Kelimpahan Nematoda
Nir Parasit dan Parasit Tumbuhan pada Pertanaman Tebu - Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 43 hlm.
Susilo,
F.X dan A. Karyanto. 2005. Methods For Assessment of Below- Ground
Biodiversity In Indonesia. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 59 hlm.
Tim Penulis
Penebar Swadaya. 2000. Pembudidayaan
Tebu. Penebar Swadaya. Jakarta. 112
hlm.
Utomo, M. 2000. Pengelolaan
Lahan Kering Berkelanjutan.
Prosiding Seminar Nasional III Pengembangan Wilayah Kering. Bandar
Lampung. 3-4 Oktober 2000. Hal 8-22.
Lampiran
Tabel 1. Kelimpahan
seluruh nematoda pada petak dengan perlakuan olah tanah (individu/300 cc tanah).
Perlakuan Olah Tanah
|
Kelimpahan Nematoda
(individu/300 cc tanah)
|
OTI (Olah Tanah
Intensif)
|
279,12 ± 42,79
|
TOT (Tanpa Olah Tanah)
|
731,13 ±162,81
|
F hitung
|
203,91**
|
Catatan
: Tanda ** pada nilai F hitung
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01).
Tabel 2. Nematoda
parasit tumbuhan yang ditemukan pada pertanaman tebu di PT. GMP.
No
|
Nama Genus
|
1.
|
Helicotylenchus
|
2.
|
Hemicriconemoides
|
3.
|
Hoplolaimus
|
4.
|
Pratylenchus
|
5.
|
Xiphinema
|
6.
|
Meloidogyne
|
7.
|
Paralongidorus
|
8.
|
Longidorus
|
9.
|
Trichodorus
|
10.
|
Tylenchorhynchus
|
11.
|
Tylenchus
|
12.
|
Ditylenhus
|
13.
|
Tylenchida MG-1*
|
14.
|
Tylenchulus
|
15.
|
Paratylenchus
|
16.
|
Tetylenchus
|
Keterangan
: * = nama ordo.
Tabel
3. Kelimpahan beberapa nematoda parasit tumbuhan pada petak dengan perlakuan olah
tanah (individu/300 cc tanah).
Genus nematoda
|
Olah Tanah
|
|
|
OTI
|
TOT
|
F hitung
|
|
-------individu/300 cc tanah------
|
|
||
Hemicriconemoides
|
103,78
|
240,48
|
11,29**
|
Hoplolaimus
|
83,46
|
252,4
|
54,44 **
|
Xiphinema
|
10,34
|
39,13
|
7,11٭
|
Longidorus
|
1,35
|
7,37
|
7,9*
|
Tetylenchus
|
0
|
2,74
|
8,38*
|
Catatan:
Tanda * dan ** pada nilai F hitung
berturutan menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) dan pengaruh yang
sangat nyata (P<0,01)
OTI : Olah Tanah Intensif
TOT : Tanpa Olah Tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar